Pada proyek ini, kami mulai menggunakan display output. Ada dua display yang dapat digunakan pada proyek ini, yaitu LCD dan OLED. Di proyek ini saya mencoba menggunakan LCD dan OLED, namun menurut saya, LCD lebih mudah digunakan karena terbilang lebih sederhana.
Proyek ini tidak menerima input dari user dan hanya menampilkan sesuai program yang digunakan. Proyek ini masih mengambil inspirasi dari randomnerdtutorials.com namun dengan menambahkan sedikit kreativitas. Proyek ini menggunakan:
- ESP32
- Breadboard
- LCD (16x2)
- USB-Micro Cable
- Jumper Wire
Skema yang digunakan pada proyek ini mencontoh web randomnerdtutorials.com dengan skema seperti di bawah ini.
Program yang saya buat akan menampilkan "LCD Display" dan "Demo" pada awal setup. Setelahnya akan ada karakter "<" yang bergerak dari kanan ke kiri dan dibawahnya akan ada "Counting" yang terus bertambah seiring berjalannya karakter.
Ada beberapa masalah yang saya hadapi ketika mengerjakan proyek ini, mungkin kalian akan menemui masalah yang sama.
- Kabel jumper
Terdengar sepele, namun kabel jumper adalah salah satu faktor yang paling sering ditemui kesalahannya. Cek kembali apakah kabel jumper telah terhubung dengan benar (pastikan kabel SDA, SCL, VCC, dan GND). Terkadang, mungkin kabel kita sudah agak rusak tanpa kita ketahui sehingga harus kita ganti dengan kabel lain.
- Address I2C
Salah satu kesalahan lainnya adalah saat kita sudah terlalu bersemangat menggunakan display sampai menggunakan perbedaan address I2C yang ada. Ini terjadi pada saya sampai teman saya mengingatkan untuk menge-cek address dari LCD yang saya miliki dan mengubah program yang saya gunakan. Cek blog sebelumnya untuk cara melihat address.
- Potensiometer
Pada LCD yang sudah ber-backpack, kita dapat melihat potensiometer di bagian belakang backpack. Biasanya bisa diputar menggunakan obeng kecil. Potensiometer ini biasanya mengarah ke nol ketika kita baru membeli LCD sehingga kita harus mengatur (memutar) potensiometer tersebut ke arah angka 3 sembari menyesuaikan tingkat cahaya yang diinginkan. Jika terlalu besar biasanya jadi tidak terbaca.
- Pin VIN vs pin 3v3
Sebelumnya, saya tidak tahu perbedaan pin Vin dengan 3v3. Saat mencoba pertama kali, saya menggunakan pin 3v3 dimana tegangan yang dikeluarkan hanyalah 3 volt. Saat itu, LCD saya tidak bisa menyala dengan terang dan sangat redup. Padahal potensiometer sudah saya putar hingga mentok angka 3, tetapi tetap redup. Setelah lelah mengutak-utik rangkaian tanpa ada perbedaan yang signifikan, saya mencoba menggunakan pin Vin yang dapat mengeluarkan tegangan sampai dengan 5 volt. Ternyata LCD saya jadi sangat terang sampai saya haru memutar kembali potensiometer ke angka yang lebih kecil.
- Penempatan LCD
Tak lama setelah saya berhasil menggunakan display, teman saya bertanya kepada saya mengenai proyeknya yang tidak bisa jalan. Sayapun menanyakan seputar hal-hal yang sudah saya lalui, mulai dari kabel, address I2c, sampai pin. Ternyata masalahnya adalah dia tidak menggunakan breadboard ketika merangkai. Display seperti LCD dan OLED memerlukan breadboard untuk bisa digunakan. Jika LCD atau OLED tidak terpasang pada breadboard, mungkin bisa nyala, namun program tidak akan berjalan.
Berikut adalah hasil proyek saya menggunakan display LCD.
Comments
Post a Comment